Empat belas tahun yang lalu, tepatnya aku berumur 8 tahun kelas 2 sekolah dasar. Hari hari ku seperti layaknya anak anak kecil lainnya. Sekolah, bermain dan tidur, itulah kegiatan ku. Aku tinggal di sebuah desa yang lumayan besar dan dekat dengan kota, tapi tetap saja yang namanya desa pasti akan terlihat lebih ramah dan punya suasana sendiri dan berbeda dengan suasana kota. Seperti hari biasanya, setelah pulang sekolah aku makan siang dan tidur siang. Jadwal bermainku saat sore hari, setelah ashar. Aku memiliki teman teman sebaya yang rumahnya lumayan dekat dengan rumahku. Sore itu kami bermain bersama, permainan ke sukaan kami yaitu petak umpet, gobak sodor, engklek, congklak dan permainan tradisional lainnya. Setelah bermain di depan rumahku, kami mulai jenuh dan memutuskan untuk jalan jalan sore di jalanan dekat rumah. Rumahku dekat dengan pemakaman desa, sehingga banyak orang2tua di desa kami beranggapan kalau bermain disore hari dan dekat kuburan itu sebuah pamali yang harus di hindari. Tapi kami lupa dan tetap saja berlarian di jalan depan pemakaman, saat itu kami sedang berlatih bersiul entah kenapa kami melakukan hal itu. Langit semakin gelap dan suara adzan maghrib terdengar dan kami langsung pulang menuju rumah masing masing.
Sesampainya dirumah aku langsung mandi dan aku pun kena omelan mamah ku ya karena main tidak ingat waktu. Malamnya aku mengerjakan pr dari guruku sampai aku pun mengantuk dan memilih segera tidur. Kesukaanku tidur dengan memeluk bantal guling dengan sarung guling warna coklat yang memiliki tekstur halus, aku selalu menggesakkan kaki dan tangan ke bantal guling itu (hahahaha layaknya intro sebelum tidur lelap). lanjut. Aku terbangun tengah malam karena aku mendengar suara aneh. Aku ketakutan dan menangis tanpa bersuara, aku menutupi muka dengan bantal guling kesukaanku agar aku bisa mengintip apa yang jalan di depan ku itu. aku benar benar menangis dan mulutku kaku tidak bisa bergerak sedikitpun. Saat itu aku kaget dan takut, aku melihat sosok wanita dengan gaun putih lusuh, rambut tergerai panjang dan kuku panjang dengan raut muka yang tak jelas. Aku mendengar dia menyebut nama adikku berkali kali. Posisi kamar adikku tepat didepan pintu kamar ku jd berhadap hadapan. Anehnya dia bolak balik terus menerus dan tetap memanggil nama adikku. Anehnya dia sama sekali tidak melihat adikku dan dia masuk ke kamarku berdiri tepat di depan kaki ku. Rasanya aku ingin teriak, saat ketakutan seperti ini aku butuh ayahku. Tiba tiba dia menghilang begitu saja. Aku langsung teriak memanggil ayahku. Ayah ku datang dan aku menangis terbatah batah dan menceritakan ketakutan yang aku alami tadi. Namun seperti biasa ayah ku selalu bilang itu hanya ketakutan kamu saja dan itu pasti hanya mimpi. Aku dengan umurku yang masih anak anak menyetujui begitu saja pendapat ayahku. Dan aku tetap mengikuti apa kata ayahku. Aku yakin kata kata ayah bertujuan agar aku tetap tenang dan berhenti menangis. Ayah langsung mengajakku minum dan ke toilet untuk pipis (krn saat itu aku masih ngompol guys hahahha). Dan aku tidur di depan tv dengan ayahku, tidurku pun nyenyak. Keesokkan harinya dengan mudah aku melupakan hal itu, hari hari ku kembali lagi seperti biasa setelah malam yang buruk itu terjadi.
terimakasih teman teman sudah membaca ceritaku. nice day 😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar